Sifat-Sifat Allah SWT
بِسْــــــــــــــمِ
اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ
A. Sifat-Sifat Allah SWT
Allah SWT adalah zat Maha Pencipta
dan Maha Kuasa atas seluruh alam beserta isinya. Allah SWT memiliki sifat
wajib, mustahil dan jaiz sebagai sifat kesempurnaan bagi-Nya.
- Sifat wajib, artinya sifat-sifat yang pasti dimiliki oleh Allah SWT – Sifat wajib Allah berjumlah 13.
- Sifat mustahil, artinya sifat-sifat yang tidak mungkin ada pada pada Allah SWT – Sifat mustahil merupakan kebalikan dari sifat wajib. Jumlahnyapun sama dengan jumlah sifat wajib bagi Allah SWT.
- Sifat jaiz, artinya sifat yang mungkin bagi Allah SWT untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya. – Artinya Allah berbuat sesuatu tidak ada yang menyuruh dan tidak ada yang melarang.
1.
Wujud, artinya ada. Sifat
mustahilnya ‘Adam, artinya tidak ada.Tidak mudah untuk membuktikan bahwa ALLAH
itu ada, kecuali bagi orang-orang yang beriman. Memang kita tidak dapat melihat
wujud ALLAH secara langsung, tetapi dengan menggunakan akal, kita dapat
menyaksikan ciptaan-Nya. Alam semesta ini. Darimana alam semesta ini berasal?
Pastilah ada yang menciptakannya. Siapakah Dia yang Maha Agung itu? Dialah
ALLAH SWT (Maha Suci dan Maha Tinggi). Dialah yang mengadakan segala sesuatu
dan Dia pulalah yang menciptakan alam semesta beserta isinya, termasuk diri
kita.
Sesungguhnya Rabb kamu ialah ALLAH yang telah menciptakan
langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy. Dia
menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan
(diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing)
tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah
hak ALLAH. Maha suci ALLAH, Rabb semesta alam. (QS. Al-A’râf: 54)
2.
Qidam, artinya dahulu atau awal.
Sifat mustahilnya Hudûs, artinya baru.Maksudnya, adanya ALLAH adalah yang
paling awal sebelum adanya alam semesta ini. Adanya ALLAH berbeda dengan adanya
alam semesta beserta isinya. Perbedaan tsb terdapat pada kejadian dan
prosesnya.Kita ambil contoh: Adanya hujan didahului oleh terjadinya penguapan
air laut.Terjadinya pemuaian logam didahului oleh adanya panas.Berbeda dengan
alam semesta ini, adanya ALLAH tidak didahului oleh sebab-sebab tertentu,
karena ALLAH zat yang paling awal. ALLAH adalah pencipta alam semesta, tidak
mungkin hasil ciptaan lebih dulu ada dari Sang Penciptanya.
Dialah yang Awal dan yang Akhir, yang Zhahir dan yang
Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Hadîd: 3)
3.
Baqa’, artinya kekal. Sifat
mustahilnya Fana, artinya rusak.Semua makhluk yang ada di alam semesta ini,
baik itu manusia, binatang, tumbuhan, planet, bintang, bulan, dll, suatu saat
akan mengalami kerusakan dan akhirnya mengalami kehancuran. Manusia, betapa pun
gagah perkasa dirinya, suatu saat pasti mati. Apapun wujudnya, seluruh ciptaan
ALLAH di dunia ini akan mengalami kerusakan. Hanya ALLAH SWT, Sang Pencipta,
yang tidak akan rusak dan hancur, karena ALLAH bersifat kekal.
Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal
Wajah Rabb-mu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. (QS. Ar-Rahmân: 26-27)
Sungguh, betapa hina dan lemahnya kita di hadapan ALLAH,
betapa tidak patutnya kita berbangga diri dengan kehebatan kita, karena segala
kehebatan itu hanyalah sementara. Kelak semua akan berakhir, yang tersisa
hanyalah amalan kita. Oleh sebab itu perbanyaklah amal selagi kita masih diberi
kelapangan waktu di dunia ini. Dan bertaubatlah dengan kesalahan-kesalahan kita
selagi kematian belum menghampiri kita.
4.
Mukhalafatuhu lil hawadits,
artinya berbeda dengan ciptaannya. Sifat mustahilnya Mumatsalatuhu lil
hawadits, artinya serupa dengan ciptaannya.Sifat ini menjelaskan bahwa ALLAH
berbeda dengan hasil ciptaan-Nya. Coba kita gunakan analogi, pelukis dengan
lukisannya, pembuat patung dengan patung karyanya, apakah ada kesamaan antara
pencipta dengan hasil ciptaannya? tentu tidak bukan? Bahkan robot yang paling
canggih dan mirip dengan manusia sekalipun tidak akan sama dengan manusia
penciptanya.Begitulah ALLAH, Sang Pencipta, sudah pasti berbeda dengan
ciptaan-Nya.
… Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah
yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Asy-Syûra: 11)
Dengan memahami sifat ALLAH ini, semoga kita tidak akan
terjebak pada perbuatan takhyul dan syirik, yaitu menyembah selain ALLAH atau
menyekutukan ALLAH. Tak ada suatu pun selain ALLAH yang pantas disembah.
Menyembah selain ALLAH adalah perbuatan yang hina dan merendahkan martabat
manusia sendiri.
5.
Qiyamuhu binafsihi, artinya berdiri
sendiri tanpa membutuhkan bantuan yang lain. Sifat mustahilnya Ihtiyaju
lighairihi, artinya berdiri dengan bantuan yang lain.Keberadaan makhluk ALLAH,
tidak lepas dari bantuan yang lain. Manusia lahir karena ada kedua orangtuanya,
tumbuh dan berkembang karena dipelihara dan dirawat oleh orangtuanya. Bahkan
setelah besar pun, manusia tetap tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain.
ALLAH, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia.
Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya. (QS. Ali-Imran: 2)
Sadarlah kita, bahwa ternyata kita ini makhluk yang sangat
lemah, karena tidak mampu hidup tanpa bantuan orang lain. Semoga kita pun
menyadari pentingnya berbuat kebajikan dengan sesama. Karena itu sungguh tepat
jika ALLAH memerintahkan kita untuk saling tolong-menolong dalam kebajikan dan
taqwa.
… Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertaqwalah kamu kepada ALLAH, sesungguhnya ALLAH amat berat siksa-Nya. (QS.
Al-Mâidah: 2)
6.
Wahdaniyyah, artinya esa atau
tunggal. Sifat mustahilnya Ta’addud, artinya berbilang atau lebih dari
satu.Keesaan ALLAH itu mutlak. Artinya keesaan ALLAH meliputi zat, sifat,
maupun perbuatan-Nya. Meyakini keesaan ALLAH, merupakan hal yang sangat
prinsipil, sehingga seseorang dianggap muslim atau tidak, tergantung pada
pengakuan tentang keesaan ALLAH. Ini bisa kita lihat bahwa untuk menjadi
seorang muslim, seseorang harus bersaksi terhadap keesaan ALLAH, yaitu dengan
membaca syahadat tauhid yang berbunyi Aku bersaksi tiada Tuhan selain ALLAH.
Meyakini keesaan ALLAH juga merupakan inti ajaran para nabi, sejak Nabi Adam AS
hingga Nabi Muhammad SAW. Mustahil ALLAH lebih dari satu. Apabila itu terjadi,
tentulah tidak akan tercipta alam semesta yang teratur ini. Keteraturan alam
semesta telah membuktikan pada kita bahwa ALLAH itu Tunggal.
Sekiranya ada di langit dan di bumi ilah-ilah selain ALLAH,
tentulah keduanya itu sudah rusak binasa. Maka Maha Suci ALLAH yang mempunyai
Arsy daripada apa yang mereka sifatkan. (QS. Al-Anbiyâ: 22)
7.
Qudrah, artinya berkuasa. Sifat
mustahilnya ‘Ajzun, artinya lemah.Kekuasaan ALLAH adalah kekuasaan yang
sempurna, karena kekuasaan ALLAH tidak terbatas. Hal ini tentu berbeda dengan
manusia yang mempunyai kelemahan dan keterbatasan. Bagi ALLAH, jika ALLAH telah
berkehendak melakukan atau tidak melakukan sesuatu, maka tidak ada suatu pun
yang dapat menghalangi-Nya.
… Sesungguhnya ALLAH berkuasa atas segala sesuatu. (QS.
Al-Baqarah: 20)
Sungguh tidak patut kita sebagai manusia bersifat sombong
dengan kekuasaan yang kita miliki, karena sebesar apa pun kekuasaan kita,
kekuasaan ALLAH pasti lebih besar, dan yang Terbesar. Jika ALLAH berkehendak,
Dia dapat menghilangkan kekuasaan kita dalam sekejap, dan kita tak akan berdaya
untuk mempertahankannya.
8.
Iradah, artinya berkehendak. Sifat
mustahilnya Karahah, artinya terpaksa.ALLAH memiliki sifat selalu berkehendak.
Kehendak ALLAH sesuai kemauan ALLAH sendiri, tak ada rasa terpaksa atau dipaksa
oleh pihak lain. Kehendak ALLAH juga tidak dipengaruhi oleh pihak lain.
Kehendak ALLAH tidak terbatas, karena Ia dapat melakukan apa saja tanpa ada
kuasa lain yang dapat mencegah-Nya. Manusia juga berkehendak, tapi kehendak
manusia adalah terbatas pada kemampuannya sendiri. Manusia boleh berkehendak,
namun ALLAH jualah yang menentukan hasilnya. Maksud hati ingin memeluk gunung,
apa daya tangan tak sampai. Sepandai-pandai tupai melompat, akhirnya akan jatuh
juga. Di atas langit masih ada langit. Ungkapan-ungkapan di atas menunjukkan
bahwa manusia memiliki keterbatasan, sedang ALLAH memiliki segala kehendak yang
tidak terbatas. Meskipun demikian, ALLAH memberi kebebasan pada manusia untuk
berusaha dan berkehendak, namun semua terpulang pada kehendak ALLAH dan kita
harus berserah diri menerima apapun hasilnya.
9.
Ilmu, artinya mengetahui. Sifat
mustahilnya Jahlun, artinya bodoh.Segala yang ada di alam raya ini, baik yang
besar maupun yang kecil, yang terlihat maupun yang tersembunyi, tidak ada yang
luput dari pengetahuan ALLAH. ALLAH Maha Luas ilmunya, begitu luasnya ilmu
ALLAH sehingga jika seluruh air di lautan ini dijadikan tinta dan seluruh pohon
dijadikan alat tulisnya, tak akan mampu menuliskan ilmu ALLAH. Kita sering
kagum atas kecerdasan dan ilmu yang dimiliki orang-orang pintar di dunia ini.
Kita takjub akan indahnya karya dan canggihnya teknologi yang diciptakan
manusia. Sadarkah kita, bahwa ilmu yang kita saksikan itu hanyalah sebagian
kecil saja yang diberikan ALLAH pada otak kita? Sungguh, ilmu ALLAH jauh
melampaui semua itu, begitu tingginya ilmu ALLAH sehingga terkadang kita tak
mampu untuk mengikuti dan memahaminya.
Katakanlah (kepada mereka): Apakah kamu akan memberitahukan
kepada ALLAH tentang agamamu (keyakinanmu), padahal ALLAH mengetahui apa yang
ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan ALLAH Maha Mengetahui segala
sesuatu. (QS. Al-Hujurât: 16)
10.
Hayat, artinya hidup. Sifat
mustahilnya Mautun, artinya mati.Hidupnya ALLAH berbeda dengan hidupnya
manusia. Perbedaan itu antara lain dapat kita lihat bahwa ALLAH hidup tanpa ada
yang menghidupkan. Manusia dan makhluk hidup lain hidup karena dihidupkan oleh
ALLAH SWT. ALLAH hidup tidak bergantung dengan yang lain, sedang manusia
hidupnya sangat bergantung dengan yang lain. ALLAH hidup selama-lamanya, tidak
mengalami kematian, bahkan mengantuk pun tidak. Manusia suatu saat pasti akan
mengalami mati.
ALLAH tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia
yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan
tidak tidur… Al-Baqarah: 255
ALLAH Maha Hidup, tidak mengantuk, tidak tidur, apalagi
mati. Dan selama itu pula ALLAH selalu mengurus dan mengawasi seluruh makhluk
ciptaan-Nya. Oleh sebab itu hendaknya kita selalu berhati-hati dalam segala
tindakan, karena gerak-gerik kita selalu diawasi dan dicatat oleh ALLAH, tak
ada yang terlewatkan. Kelak di akhirat seluruh amalan tsb harus kita
pertanggungjawabkan.
11.
Sam’un, artinya mendengar. Sifat
mustahilnya Samamum, artinya tuli.ALLAH Maha Mendengar. Pendengaran ALLAH tidak
terbatas dan tidak terhalang oleh jarak, ruang, dan waktu. Selemah apa pun
suara, ALLAH mendengarnya. Berbeda dengan manusia, pendengarannya sangat
terbatas. Meski saat ini teknologi manusia sudah maju, untuk mendengar suara
jarak jauh sudah bisa diatasi dengan media elektronik, namun jangkauannya tetap
masih terbatas. Suara bisikan, suara yang terhalang oleh benda-benda tertentu,
tetap tidak bisa kita dengarkan. Pendengaran manusia juga mengalami penurunan
seiring dengan semakin tuanya kita. Tapi
pendengaran ALLAH tidak demikian. ALLAH bisa mendengar suara yang sehalus
apapun tanpa memerlukan alat bantu apapun. Pendengaran ALLAH tidak akan melemah
sampai kapanpun.
…Dan ALLAH-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(QS. Al-Mâidah: 76)
Dengan menyadari sifat sam’un ALLAH ini, semestinyalah kita
senantiasa bertingkah laku, bersikap, berbicara, dan berpikir dengan bahasa
yang santun dan mengeluarkan ucapan-ucapan yang baik lagi bermanfaat. Karena
ALLAH selalu mendengar segala perkataan manusia, baik yang terucap maupun hanya
sekedar bisikan di dalam hati.
12.
Basar, artinya melihat. Sifat
mustahilnya ‘Ama, artinya buta.Mustahil ALLAH buta, karena ALLAH Maha sempurna,
termasuk sempurna penglihatan-Nya. Penglihatan ALLAH bersifat mutlak, tidak
terhalang oleh apa pun. ALLAH melihat segala sesuatu, baik yang besar dan
kecil, yang nampak dan tersembunyi. Penglihatan ALLAH bersifat terus-menerus,
ALLAH tidak pernah lalai walau sedetik pun dari melihat segala perbuatan kita.
Sesungguhnya ALLAH mengetahui apa yang ghaib di langit dan
di bumi. Dan Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hujurât: 18)
Dengan memahami sifat basar ALLAH ini, hendaknya kita
selalu berhati-hati dalam berbuat. Kita sadar bahwa kita tidak bisa membohongi
atau menyembunyikan kebohongan apa pun di hadapan ALLAH. Kepada manusia kita
bisa berbohong, tapi tidak terhadap ALLAH, karena ALLAH melihat segala
perbuatan kita. Kelak di kemudian hari akan ditampakkan segala perbuatan dan
kebohongan yang kita sembunyikan. Oleh sebab itu berbuat baiklah selalu, supaya
kita tidak perlu merasa takut dan cemas jika suatu saat seluruh perbuatan kita
akan disaksikan dan dimintakan pertanggujawabannya.
13.
Kalam, artinya berkata atau
berfirman. Sifat mustahilnya Bukmum, artinya bisu.Bukti ALLAH bersifat kalam
dapat kita lihat dari kitab-kitab-Nya yang diturunkan kepada para nabi dan
rasul-Nya. Al-Quran yang sering kita baca dan kita lafadzkan setiap hari,
adalah firman ALLAH yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW.
…Dan ALLAH telah berbicara kepada Musa dengan langsung.
(QS. An-Nisâ: 164)
Adanya firman ALLAH menjadi bukti bagi kita bahwa ALLAH memperhatikan
kita sebagai hamba-Nya. Dengan perantara nabi dan rasul, ALLAH membimbing
manusia untuk melakukan amal saleh sesuai yang diajarkan dalam kitab ALLAH.
Dari firman ALLAH juga, kita dapat mengetahui sejarah dan kisah umat-umat
terdahulu, sehingga kita dapat mengambil hikmah, mengikuti yang haq dan
meninggalkan yang bathil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar